Supporting the Acceleration of Red and White Vaccine Production
Oleh : Deka Prawira )*
Indonesia akan memproduksi vaksin sendiri yang dinamai vaksin merah putih. Vaksin ini akan dipercepat proses produksinya, agar nanti kita tidak tergantung pada vaksin impor. Diharap, vaksin ini akan mempercepat program vaksinasi nasional. Karena persediaan vaksin lebih cepat tercukupi.
Vaksin corona adalah harapan untuk mengakhiri masa pandemi. Ketika kita sudah setahun dikungkung pandemi, maka program vaksinasi nasional dipercepat. Tujuannya agar semua orang punya kekebalan melawan virus covid-19 dan membentuk herd immunity. Sehingga fase pandemi dinyatakan berakhir.
Saat ini sedang dikembangkan vaksin merah putih yang buatan asli Indonesia. Meski dibuat di negeri sendiri, kualitasnya tak perlu dipertanyakan lagi. Karena merupakan hasil pengembangan di bawah konsorsium riset Kemenristek/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Konsorsium ini terdiri dari peneliti dari: ITB, UGM, UI, Unpad, Unair, LIPI, dan Eijkman.
Adanya embargo vaksin AstraZeneca di India akibat lonjakan kasus covid, membuat pengembangan vaksin merah putih kembali dipercepat. Karena vaksin ini juga dipakai dalam program vaksinasi nasional, bersamaan dengan vaksin Sinovac, Pfizer, dan Moderna.
Juru Bicara Tim Satgas Covid dokter Wiku Adisasmita menyatakan bahwa embargo vaksin AstraZeneca menegaskan pentingnya kemandirian bangsa dalam memproduksi vaksin, untuk mengurangi ketergantungan vaksin dari luar negeri. Walau ada embargo, persediaan vaksin di Indonesia masih relatif aman.
Kemandirian bangsa sangat penting, karena kita memang tidak boleh tergantung pada stok vaksin impor. Bayangkan saja jika ada embargo pada vaksin yang lain, bagaimana nasib WNI yang belum mendapatkan injeksi? Akan ada ketidak-adilan di Indonesia. Padahal Presiden Jokowi ingin agar seluruh rakyatnya mendapatkan vaksin dan bisa bebas corona secepat mungkin.
Diharapkan vaksin merah putih akan siap diinjeksi pada awal tahun 2022. Bibit vaksin akan diberikan oleh lembaga Eijkman. Setelah ada bibit vaksin, maka akan dikembangkan oleh para ahli dari berbagai universitas. Setelah selesai, maka vaksin siap didistribusikan dan akan mempercepat proses vaksinasi nasional.Baca Juga Berita Ini : Papua Bagian dari NKRI Sudah Final
Vaksin merah putih sangat istimewa karena bibitnya didapatkan dan dikembangkan di Indonesia. Bibit vaksin dari Eijkman masih dalam proses, sehingga kita masih harus menunggu sampai benar-benar selesai dan mendapatkan vaksin merah putih asli Indonesia.
Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Molekuler Eijkman menyatakan bahwa proses pengembangan bibit vaksin sudah mencapai 60%. Sementara awal dari proses pengembangan dimulai triwulan pertama 2021. Prosesnya memang tidak sebulan dua bulan, untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Vaksin merah putih dihasilkan dari bibit virus covid-19 asli Indonesia. Sehingga diharap lebih sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia, dan mereka bisa segera bebas corona. Jika bibit virusnya asli dari WNI, maka meminimalisir resiko alergi atau resiko lain sat vaksinasi.
Jika vaksin merah putih sudah selesai, maka proses distribusinya akan lebih cepat. Karena tidak usah menunggu kedatangan kontainer berisi vaksin di pelabuhan atau bandara. Namun langsung dikirim dari laboratorium milik Konsorsium, lalu didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.
Jika didistribusikan dari Indonesia, maka akan menekan pengeluaran biaya transportasi saat pengiriman kontainer vaksin. Karena tidak usah melewati perbatasan 2 negara. Dengan begitu, uang untuk proses vaksinasi nasional akan bisa dihemat dan digunakan untuk tujuan lain. Misalnya untuk penanggulangan efek pandemi corona di Indonesia.
Vaksin merah putih masih dalam tahap pengembangan oleh tim ahli di Konsorsium. Proses pengembangan diperkirakan selesai pada awal tahun depan, dan akan langsung didistribusikan, untuk melengkapi vaksin lain di program vaksinasi nasional. Diharapkan vaksin ini bisa menggebuk virus corona dengan lebih cepat dan efektif.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini